Bunga Teratai Bagian 3


Suati pagi hari yang cerah, di teras rumah si saudagar kaya, ada si saudagar kaya dan anaknya. Mereka sedang duduk santai menikmati pagi hari dalam kesunyiaan yang begitu tenang. Tiba-tiba, si saudagar kaya, ayah dari anak tersebut memecah keheningan tersebut,

“ Anakku, apakah kau melihat bunga teratai yang nan indah itu di kolam?”.

Anak itu menjawab, “Iya, Ayah. Emang ada apa dengan bunga teratai  tersebut?”.

Si saudagar kaya bertanya lagi, “ Apa yang kau ketahui dari bunga teratai tersebut anakku?”.

Si anak pun menjawab , “ Itu hanya bunga teratai biasa yang hidup di atas air”.

Si saudagar kaya hanya tertawa geli mendengar jawaban anaknya yang polos. Lalu si saudagar kaya tersebut berkata lagi, “ Anakku amati baik-baik dan pelajari lah hikmah yang bisa diambil dari bunga teratai tersebut, Ayah akan kembali lagi ke sini satu jam lagi”.

Si saudagar pun masuk ke rumahnya untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya sejenak.
Satu jam pun berlalu, si anak belum juga mendapatkan apa-apa yang bisa dipelajari dari bunga teratai tersebut.

Si saudagar kaya tersebut kembali ke teras dan masih melihat anaknya masih kebingungan dengan pertanyaan ayahnya. Si saudagar pun memecahkan lamunan anaknya. “Bagaimana anakku?, Apakah kau telah menemukan jawabannya?”.

Si anak hanya tertunduk lesu, sambil menggeleng. Si saudagar kaya hanya tersenyum lembut. Si saudagar pun melanjutkan pembicaraanya, “ Anakku, coba lihat bunga yang di luar kolam, tempat bunga teratai tersebut. Apabila bunga tersebut diberi air terlalu banyak, bunga tersebut akan  layu dan akhirnya mati. Tapi lihatlah bunga teratai tersebut, meskipun hidup di begitu banyak air, dia masih bisa bertahan hidup dan tidak mati, itu karena dia mampu melepaskan air tersebut melalui penguapan”.

Si anak pun menjadi tambah bingung, lalu bertanya pada ayahnya, “ Lalu, apa pelajaran yang bisa kita petik dari bunga teratai?”.

Si saudagar kaya pun melanjutkan kembali jawabannya,” Seperti itulah kehidupan manusia, apabila manusia tidak bisa melepas hal-hal duniawi seperti  uang, rumah, tanah,  dan harta benda, itu lah yang akan membuat mereka terlibat dengan penderitaan karena tidak mampu melepas dan mereka tidak bisa hidup sederhana. Tapi, bila manusia bisa hidup sederhana dan mampu melepas hal-hal duniawi, kita bisa hidup bahagia tanpa penderitaan yang melekat pada kita. Bukan hanya itu, bila mereka tidak bisa melepaskan sifa-sifat jelek mereka, mereka juga tidak akan bisa hidup bahagia dan  hanya hidup dengan teman-temannya, yaitu penderitaan”.

Si saudagar pun bertanya lagi, “ Apakah kau sudah mengerti anakku?”.
Si anak mengangguk cepat dengan senyum di wajahnya. Si anak akhirnya mengerti seseuatu yang tidak bisa didapatnya di sekolah maupun di tempat les terbaik sekalipun.

Hmm, rasanya sudah dimengerti ceritanya. Jadi, apakah kau siap untuk melepas dan hidup bahagia tanpa terlekat hal-hal duniawi?

26-06-2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

學印尼文有什麼好處?

學語言有什麼好處?

Belajar dari Bunga Teratai