Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

Puisi untuk Sahabat

"sahabat adalah seperti...... diary yang menjadi tempat curhat, crayon yang mewarnai hidup, seperti bulan menyinari malam, seperti mutiara yang susah dicari..... seperti kamu deeh sahabat itu...." "dunia bilan persahabatan tidak akan bertahan lama, tetapi bersama mu, aku yakin kita bisa meyakinkan dunia bahwa persahabatan kita tak akan mudah lenyap meski waktu berusaha melindasi kita" "kata orang, kalau mengenal atau bertemu seseorang itu membosankan. Tapi aku akhiornya menyadari bahwa mengenal seseorang tidak akan pernah habis dan membosankan, bahkan mengenal sahabat setia, baik, ceria dan semuanya yang mereka miliki dan bersyukurlah kau bisa mengenal sahabat seperti kau......." "sekuat apapun rintangan yang mengahadang, sekuat ombak mengehempas, setajam apapun batu menerjang, tidak akan pernah mampu memutuskan tali persahabatan kita" "pelangi itu indah karena ada 7 warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. tetapi pe

Buku Harianku (diangkat dari kisah nyata)

-minggu ke-1 sperma ayahku dan ovum ibuku bertemu,melebur, dan mulai membentuk menyerupai bola.Bola itu adalah aku -minggu ke-2 aku mulai menempel di dinding rahim ibuku -minggu ke-3 pada saat itu, tanda aku di perut ibuku sudah ketauhan,pasti orang tuaku sangat senang tentang adanya aku -minggu ke-4 aku sudaj mulai ada mata dan telinga -bulan ke-2 mata,telinga, hidung,jari tangan dan kaki yang aku punya sudah tampak semakin jelas -bulan ke-2 organ-organ ku semakin jelas, orang tua ku pasti senang dengan kemajuan ku di perut ibuku -bulan ke-2 minggu ke-2 tampak ku sudah menyerupai bayi -bulan ke-2 minggu ke-4 aku sudah tampak lebih besar dari pada sebelumnya -bulan ke-3 aku sudah semakin besar di perut ibuku, orangtuaku pasti tidak sabar menunggu kelahiranku -bulan ke-4 struktur tubuhku sudah semakin jelas, mungkin sekarang orang tuaku sedang mempersiapkan kelahiran aku mulai dari popok, susu, ranjang,sabun, sampo, dan semuanya untuk aku... -bulan ke-5 aku sudah bi

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Selama Hidupnya

KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata: "Makanlah nak, aku tidak lapar" KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berka